Hallo Hay,, kembali lagi Bersama Rahayu,,😊😊 Rahayu mau posting kembali puisi nih, ini puisi yang gagal lomba (Pssst lomba membaca, kalo cipta puisi mungkin bisa lolos seleksi), jadi Rahayu postingnya disini untuk arsip pribadi 👀..
SELAMAT MEMBACA
MERDEKA ATAU MATI
By: Rahayu Rossiana
Hei, kau dengarkanlah....
Ada derap-derap langkah...
Yang tak pernah lelah....
Terus berlarian melawan para penjajah...
Dengan gagah berani, mengangkat panji kemenangan...
Tubuh kekar dihujani banyak tembakan...
Cucuran darah sudah tak lagi jadi penghalang...
Sekali lagi ia berteriak dengan lantang...
Tubuhnya kini sudah terbujur kaku...
T’lah hancur oleh ratusan peluru...
Ada derap-derap langkah...
Yang tak pernah lelah....
Terus berlarian melawan para penjajah...
Darah-darah tak bertuan mulai tergenang...
Ratusan nyawa sudah melayang...
Bertumpah ruah di medan perang...
Seorang pejuang berteriak lantang...
Dengan gagah berani, mengangkat panji kemenangan...
Tubuh kekar dihujani banyak tembakan...
Cucuran darah sudah tak lagi jadi penghalang...
Sekali lagi ia berteriak dengan lantang...
Bulat tekadnya pada satu tujuan...Walau tak ada lagi pilihan...Merdeka atau mati di tangan penjajah...Kini bukan lagi menjadi perkara mudah...
Tubuhnya kini sudah terbujur kaku...
T’lah hancur oleh ratusan peluru...
Dalam hembusan nafas terakhir, ia masih berteriak lantang...
Kita sudah menang, kita sudah merdeka...
Kita sudah menang, kita sudah merdeka...
Tuban-Bali, 31 Okotober 2022
Puisi ini di ciptakan untuk diikut sertakan dalam Lomba Baca Puisi untuk memperingati Puputan Margarana yang terjadi di Tabanan, 20 November 1946 dan di pimpin oleh I Gusti Ngurah Rai